Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya: Zuhair bin Harb menuturkan kepadaku demikian juga Muhammad bin al-Mutsanna. Mereka semua menuturkan dari Yahya al-Qaththan. Zuhair mengatakan, Yahya bin Sa’id menuturkan kepada kami dari Ubaidillah. Dia berkata, Khubaib bin Abdurrahman mengabarkan kepadaku dari Hafsh bin ‘Ashim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
“Ada tujuh golongan yang
akan mendapatkan naungan Allah pada hari di saat tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.
(1) Seorang pemimpin yang adil, (2) Seorang pemuda yang tumbuh dalam ketekunan
beribadah kepada Allah, (3) Seorang lelaki yang hatinya selalu bergantung di
masjid, (4) Dua orang lelaki yang saling mencintai karena Allah, bertemu dan
berpisah karena-Nya, (5) Seorang lelaki yang diajak berzina oleh seorang
perempuan cantik lagi berkedudukan namun mengatakan, ‘Aku merasa takut kepada
Allah’, (6) Seorang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi sampai-sampai
tangan kanannya tidak mengerti apa yang diinfakkan oleh tangan kirinya
(terbalik, seharusnya ’sampai-sampai tangan kirinya tidak mengerti apa yang
diinfakkan oleh tangan kanannya’, pent), (7) Dan juga seorang yang mengingat Allah di saat sendirian hingga kedua
matanya mengalirkan air mata.” (Hadits ini juga diriwayatkan oleh Bukhari dalam Kitab
az-Zakah dengan judul bab ‘Shadaqah dengan tangan kanan’. Diterjemahkan secara
bebas dari as-Shahih al-Musnad min Adzkar al-Yaum wa al-Lailah, Syaikh
Musthofa al-Adawi, hal. 12-13)
Hadits ini mengandung banyak pelajaran berharga, di antaranya:
1. Penetapan
adanya hari kiamat.
2. Penetapan
adanya pembalasan amal.
3. Dahsyatnya
peristiwa di hari kiamat.
4. Betapa
lemahnya manusia di hadapan Allah ta’ala.
5. Kecintaan
Allah kepada orang-orang yang taat kepada-Nya.
6. Yang dimaksud dengan naungan Allah
di sini adalah naungan Arsy-Nya sebagaimana disebutkan dalam hadits lainnya
yang disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari.
7. Allah mencintai keadilan dan
membenci kezaliman.
8. Perintah untuk menegakkan keadilan.
9. Keutamaan pemimpin yang adil.
10. Beratnya cobaan dan godaan yang
menimpa seorang pemimpin.
11. Keutamaan pemuda yang tekun
beribadah kepada Allah.
12. Beratnya cobaan dan godaan yang
dialami para pemuda, dan perintah kepada para orang tua agar membina generasi
muda untuk gemar taat beribadah kepada Rabbnya.
13. Keutamaan lelaki yang hatinya
bergantung di masjid.
14. Keutamaan masjid.
15. Cinta dan benci karena Allah.
16. Beramal karena Allah.
17. Dahsyatnya godaan wanita.
18. Jalan ke Surga diliputi oleh hal-hal
yang tidak menyenangkan, sedangkan jalan menuju Neraka diliputi hal-hal yang
disukai oleh hawa nafsu manusia.
19. Kewajiban menjauhkan diri dari zina.
20. Keutamaan rasa takut kepada Allah
dan ia merupakan bukti kekuatan iman.
21. Keutamaan bersedekah, terlebih lagi
dengan sembunyi-sembunyi.
22. Bersedekah dengan tangan kanan.
23. Keutamaan berdzikir kepada Allah,
terlebih apabila sendirian.
24. Dorongan untuk ikhlas dalam beramal.
25. Keutamaan menangis karena Allah.
26. Iman mencakup ucapan, perbuatan, dan
keyakinan, bisa bertambah dan berkurang.
27. Baiknya amal lahir tergantung pada
amal hati.
28. Semakin sulit keadaan seseorang
untuk taat kepada Allah namun dia tetap taat kepada-Nya maka balasan dari sisi
Allah juga akan semakin besar.
29. Penetapan kehendak pada diri Allah.
30. Penetapan kehendak pada diri
makhluk, ini adalah bantahan bagi Jabriyah (kelompok yang mengatakan bahwa
seorang hamba dipaksa dalam melakukan perbuatan dan tidak ada hak untuk memilih,
tidak ada kekuatan, serta tidak ada kehendak baginya -ed).
31. Barangsiapa yang meninggalkan
sesuatu karena Allah maka Allah akan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih
baik. Dan lain sebagainya yang belum kami ketahui, wallahu a’lam.
***Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel www.muslim.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar