Oleh :
Syaikh
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
[1]. Firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala
وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
Artinya : “Dan
Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya”
[Qaff : 16]
[2]. Firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala
وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْكُمْ وَلَكِنْ لا تُبْصِرُونَ
Artinya : “Dan
Kami lebih dekat kepadanya dari kamu”
[Al-Waqi’ah : 85]
Ahlul takwil melancarkan
sybuhat berupa tuduhan kepada Ahlus Sunnah bahwa merekapun telah
melakukan takwil terhadap dua ayat di atas, yaitu ketika menafsirkan
kata-kata “lebih dekat” yang dimaknai “lebih dekatnya
malaikat”.
Jawaban terhadap syubhat
itu ialah : “Bahwa penafsiran kata-kata “ Kami
lebih dekat” pada dua ayat diatas
dengan “dekatnya malaikat” bukanlah takwil, bukan menyelewengkan
perkataan dari makna dhahirnya. Dan hal ini akan jelas bagi orang
yang merenungkannya.
Penjelasannya sebagai
berikut.
[1]. Tentang
ayat pertama : Sesungguhnya kata-kata
“Kami lebih dekat” pada ayat itu terkait dengan sesuatu yang
membuktikan bahwa maksudnya adalah “malaikat yang lebih dekat”
karena ayat tersebut berlanjut.
إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ
Artinya : “Dan
Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua
orang Malaikat mencatat amal perbuatannya. Seorang duduk disebelah
kanan dan yang lain duduk disebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang
diucapkan melainkan ada di dekatnya Malaikat pengawas yang selalu
hadir” [Qaf : 16-18]
Maka firman Allah : “Yaitu
ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya”,
terdapat dalil bahwa yang dimaksud “lebih dekat” adalah dekatnya
dua orang Malaikat yang mencatat amal perbuatannya.
[2]. Tentang
ayat kedua : Kata-kata “lebih dekat”
pada ayat ini berkaitan dengan keadaan seseorang yang tengah
menghadapi sakaratul maut. Ketika seorang sedang menghadapi sakaratul
maut, maka yang datang untuk mencabut nyawanya adalah malaikat,
berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Artinya : “Sehingga
apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia
diwafatkan oleh malaikat-malaikat (utusan) Kami, dan
malaikat-malaikat itu tidak melalaikan kewajibannya”
[Al-An’am : 61]
Kemudian pada ayat
Al-Waqi’ah : 85, lengkapnya berbunyi.
Artinya “Dan
Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihat”
[Al-Waqi’ah : 85]
Firman Allah Subhanahu wa
Ta’ala, “kamu tidak melihat” pada ayat itu menyatakan dalil
sangat jelas bahwa yang tidak kamu (manusia-pent) lihat adalah para
malaikat. Sebab ayat diatas menunjukkan bahwa pencabut nyawa berada
sangat dekat dengan manusia, dalam arti ia berada di tempat manusia
itu berada, namun manusia tidak dapat melihatnya.
Dengan demikian, yang
dekat dan berada di tempat manusia (yang sedang sakaratul maut untuk
dicabut nyawanya) tidak lain adalah malaikat. Sebab adalah mustahil
jika Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri yang berada di situ. Maka
jelaslah bahwa yang dimaksud “lebih dekat” adalah dekatnya
malaikat.
Tinggal sekarang
permasalahannya, yaitu kalau yang dimaksud adalah dekatnya malaikat,
mengapa kata-kata “dekat” kemudian disandarkan kepada Allah,
yakni : “Kami lebih dekat kepadanya”. Adakah contoh ungkapan lain
dalam Al-Qur’an yang menandaskan bahwa sesuatu disandarkan kepada
Allah, tetapi maksudnya adalah malaikat?
Jawaban Pertanyaan
Pertama.
Karena malaikat itu merupakan tentara dan utusan Allah. Dan dekatnya mereka kepada manusia hanyalah karena perintah Allah. Sehingga ketika mereka dekat dengan manusia, maka diakuinya kedekatan itu sebagai kedekatan Allah kepada manusia.
Karena malaikat itu merupakan tentara dan utusan Allah. Dan dekatnya mereka kepada manusia hanyalah karena perintah Allah. Sehingga ketika mereka dekat dengan manusia, maka diakuinya kedekatan itu sebagai kedekatan Allah kepada manusia.
Jawaban Pertanyaan
Kedua.
Memang ada contoh ungkapan lain dalam Al-Qur’an yang menandaskan bahwa sesuatu disandarkan kepada Allah tetapi maksudnya adalah malaikat. Misalnya firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Memang ada contoh ungkapan lain dalam Al-Qur’an yang menandaskan bahwa sesuatu disandarkan kepada Allah tetapi maksudnya adalah malaikat. Misalnya firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Artinya : “Apabila
Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu”
[Al-Qiyamah : 18]
Disini Allah mengatakan :
“Bila Kami (Allah) telah selesai
membacakannya”. Sedangkan yang dimaksud
adalah : “Bila malaikat Jibril telah selesai membacakan Al-Qur’an
kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam”. Sekalipun
diakuinya bacaan itu sebagai bacaan yang disandarkan kepada Allah
dengan firmanNya : Apabila Kami (Allah) telah
selesai membacakannya” .
Mengapa ? Sebab
ketika Jibril membacakan Al-Qur’an kepada Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam, hanyalah semata-mata karena perintah Allah.
Dengan demikian, boleh saja jika kemudian Allah mengklaim bahwa
bacaan Jibril tersebut sebagai bacaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Begitu pula misal yang
terdapat dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Artinya : “Maka
tatkala rasa takut telah hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah
datang kepadanya, diapun bersoal-jawab dengan Kami tentang kaum Luth”
[Hud : 74]
Kata-kata “bersoal jawab
dengan Kami/Allah” maksudnya adalah bersoal jawab dengan para
malaikat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diutus untuk menemui
Ibrahim
Kesimpulan:
Dua ayat dalam surat Qaaf 16 dan surat Al-Waqi’ah : 85 di mana Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan bahwa “Kami (Allah) lebih dekat”, maksudnya adalah “malaikat lebih dekat” karena dekatnya malaikat merupakan perintah Allah. Dan penafsiran ini bukan takwil terhadap ayat-ayat sifat dan bukan pula pengalihan makna dari makna dzahirnya, berdasarkan penjelasan yang sudah dikemukakan di muka.
Dua ayat dalam surat Qaaf 16 dan surat Al-Waqi’ah : 85 di mana Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan bahwa “Kami (Allah) lebih dekat”, maksudnya adalah “malaikat lebih dekat” karena dekatnya malaikat merupakan perintah Allah. Dan penafsiran ini bukan takwil terhadap ayat-ayat sifat dan bukan pula pengalihan makna dari makna dzahirnya, berdasarkan penjelasan yang sudah dikemukakan di muka.
Alhamdulillah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar