Pembahasan yang sangat menarik mengenai hukum melamar
kerja dengan ijazah palsu “hasil menyontek”. Penjelasan berikut adalah hasil
dialog Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin -rahimahullah- dan Syaikh
Muhammad Sholih Al Munajjid -hafizhohullah-. Semoga bermanfaat.
سؤال : 3481 :
الراتب من عمل حصل عليه بشهادة مزورة .
Pertanyaan 3481: Gaji yang didapat dari ijazah palsu
السؤال :
ما حكم الراتب من عمل حصل عليه بشهادات خبرة مزورة ثم أتقن العمل بعد ذلك ، فأول ما توظف بشهادات خبرة مزورة ثم بعد ستة أشهر أتقن العمل مثله مثل أي واحد عنده شهادات حقيقية ، فراتبه بعد الإتقان ما حكمه ؟
ما حكم الراتب من عمل حصل عليه بشهادات خبرة مزورة ثم أتقن العمل بعد ذلك ، فأول ما توظف بشهادات خبرة مزورة ثم بعد ستة أشهر أتقن العمل مثله مثل أي واحد عنده شهادات حقيقية ، فراتبه بعد الإتقان ما حكمه ؟
Pertanyaan, “Apa hukum
gaji yang didapat oleh orang yang bekerja dengan dasar ijazah keterampilan
(semisal ijazah profesi, pent) yang palsu namun pada akhirnya mampu menguasai
keahlian tersebut. Ada orang yang masuk kerja dengan ijazah keterampilan yang dipalsukan
kemudian setelah enam bulan bekerja dia mampu menguasai pekerjaan ini.
Kemampuan yang dia miliki pada akhirnya sama persis dengan pekerja yang
memiliki ijazah asli. Apa hukum gaji pegawai semacam ini setelah dia menguasai
pekerjaannya?
الجواب :
الحمد لله عرضنا هذا السؤال على فضيلة الشيخ محمد بن صالح العثيمين حفظه الله فكان هذا الحوار :
الحمد لله عرضنا هذا السؤال على فضيلة الشيخ محمد بن صالح العثيمين حفظه الله فكان هذا الحوار :
Jawaban, “Pertanyaan
ini telah kami (Syaikh Muhammad Shalih al Munajjid) sampaikan kepada Syaikh
Muhammad bin Shalih al Utsaimin dan terjadilah dialog sebagai berikut:
الشيخ : أنا رأيي
أنه لابد أن يَختبر ، إلا إذا كان غشّ في مادة من المواد التي لا علاقة لها في
عمله .
Ibnu Utsaimin mengatakan, “Menurutku pegawai tersebut
harus dites ulang kecuali jika dia hanya melakukan kecurangan ujian
(baca:nyontek atau yang lain) pada mata kuliah yang tidak memiliki hubungan
dengan pekerjaannya”.
سؤال : هذا مثلا
طالب ثانوي زوّر شهادة جامعة – أربع سنوات – .. ؟
Pertanyaan, “Bagaimana
dengan orang yang memiliki ijazah sarjana namun ketika ujian dia melakukan
kecurangan?”
الشيخ : العبرة
على السنة الأخيرة التي فيها الشهادة ، يعني مثلا لو قدّرنا أنه غشّ في كل
المستويات إلا الأخير كفى .
Jawaban Ibnu Utsaimin, “Yang jadi tolak ukur adalah tahun terakhir. Artinya seandainya ada orang
yang melakukan kecurangan dalam ujian kecuali pada ujian semester terakhir maka
ijazahnya tidaklah bermasalah”.
Catatan: Fatwa beliau
ini berlaku jika transkip ijazah hanya berdasarkan nilai di semester terakhir.
-
: يعني أربعة والفصل الأخير لم يغش فيه ؟
Pertanyaan, “Dengan kata
lain selama kuliah selama empat tahun tidak melakukan kecurangan dalam ujian
kecuali hanya pada semester terakhir saja?”
الشيخ : نعم ،
الذي هو يأخذ عليه الشهادة .
Ibnu Utsaimin menjawab, “Betul, yang jadi tolak ukur adalah nilai semester yang dimasukkan ke
dalam ijazah”
- : لو كانت
الشهادة كلها – حسب سؤاله – أصلا مزورة ، بمعنى انه لم يدرس جامعة أصلا ؟ أو درس
تخصصأ آخر – مثلا واحد درس تجارة وأتى لهم بشهادة كمبيوتر مزورة وأتقن العمل – حسب
سؤاله – أنه أتقن العمل بعد ذلك ، لكنه لم يغش في آخر فصل مثلا بل لم يدرس هذا
التخصص أصلا ؟
Pertanyaan, “Bagaimana
jika ijazah orang tersebut palsu artinya dia sama sekali belum pernah mengenyam
bangku kuliah? Atau jurusan kuliah yang yang sebenarnya berbeda dengan
ijazahnya, misal ada orang yang kuliah di fakultas ekonomi namun punya ijazah
sarjana komputer yang palsu kemudian setelah beberapa saat bekerja di bidang
komputer akhirnya dia mahir dalam bidang komputer?
الشيخ : لا يجوز ،
لابد الآن – مادام أنه أتقن العمل – لابد له أن يختبر .
Ibnu Utsaimin menjawab, “Tidak boleh baginya untuk bekerja di bidang tersebut namun sekarang
setelah dia mengusai bidang tersebut maka dia harus dites ulang oleh perusahaan
tempat dia bekerja”.
- : طبعا الشركة
لا علاقة لها بالجامعة ، فتقصد أنه يخرج من العمل ؟
Pertanyaan, “Tentu
perusahaan tidak memiliki kaitan dengan pihak universitas. Menurut anda orang
tersebut harus keluar dari tempat dia bekerja?”
الشيخ : يخرج من
العمل أو إذا كان عنده استعداد الآن أن يقدم اختبار في المواد ، أو إذا كانت
الشركة لا يهمها أن يكون جامعيا أو غير جامعي فلابد أن يختبر في طبيعة العمل .
Jawaban Ibnu Utsaimin, “Ada beberapa alternatif a) keluar dari tempat kerja, b) jika saat ini
orang tersebut memiliki kesiapan hendaknya dia mengajukan diri kepada
perusahaan agar mengetesnya terkait dengan mata kuliah yang sangat berhubungan
dengan dunia kerja yang dia geluti saat ini, c) atau jika perusahaan tidak
mempermasalahkan apakah dia sarjana ataukah bukan sarjana maka orang tersebut
hendaknya dites ulang tentang kemampuannya bekerja di bidangnya saat ini”
- : إذن يقول
للشركة اختبروني ؟
Pertanyaan, “Jadi pegawai
tersebut harus mengatakan kepada pihak perusahaan, Adakan tes ulang untuk
diriku”?
الشيخ : نعم ،
يقول : أنا أريد أن أتأكد من خبرتي ، فأجروا لي اختبارا .
Ibnu Utsaimin menjawab, “Betul, hendaknya dia sampaikan kepada pihak perusahaan, Aku ingin
memastikan kemampuan dalam bekerja maka tolong adakan tes ulang tentang
kemampuan kerjaku”.
- : وليس اختبار
الجامعة
Pertanyaan, “Jadi tes
yang dimaksudkan di sini bukan tes yang dilakukan oleh pihak universitas?” .
الشيخ : هم لا
يهمهم جامعي أو غير جامعي .
Ibnu Utsaimin menjawab, “Betul, pihak perusahaan tidaklah peduli apakah karyawannya itu sarjana
ataukah bukan”.
- : هم مشترطون في
الوظيفة أصلا أن يكون جامعيا وعنده شهادة في الكمبيوتر .
Pertanyaan, “Bagaimana
dengan perusahaan yang mempersyaratkan sarjana dan memiliki ijazah dalam bidang
komputer untuk bisa bekerja di perusahaan tersebut?”
الشيخ : معناه
شرطان ، أن يكون جامعيا وأن يكون عنده خبرة في الكمبيوتر ، معناه لابد أن يأخذ
شهادة جامعة
Ibnu Utsaimin menjawab, “Jadi ada dua kriteria a) sarjana, b) memiliki kemampuan di bidang
komputer. Dengan kata lain orang tersebut harus benar-benar memiliki ijazah
sarjana yang asli” .
- : إذن لابد أن
يقول لهم أنا زورت الشهادة ، فتقبلوا بوضعي الآن بعدما أتقنت العمل أو أخرج . يعني
لابد أن يبين لهم .
Pertanyaan, “Jadi si
pegawai harus menyampaikan kepada pihak perusahaan bahwa dia masuk kerja dengan
ijazah palsu? Sehingga perusahaan memiliki dua pilihan yaitu menerima keadaan
orang tersebut saat ini karena dia saat ini telah menguasai bidang yang dia
tangani atau pegawai tersebut keluar kerja. Dengan kata lain, si pegawai harus
menjelaskan kepada tempat dia bekerja keadaan dirinya yang sebenarnya?”
الشيخ : نعم . أهـ
، الله اعلم .
Ibnu Utsaimin menjawab, “Betul”.
الإسلام سؤال
وجواب (www.islam-qa.com)
سؤال : 6418 : غش
في اختبارات الشهادة الجامعية وتوظّف بها .
Curang dalam ujian untuk mendapatkan ijazah sarjana
lalu bekerja dengan ijazah tersebut
السؤال :
جاء بشهادة جامعية مزورة تعين في العمل بناءً عليها ، وآخر جاء بشهادة جامعية صحيحة لكن قد غش في بعض امتحاناتها ، وآخر زوّر ورقة من متطلبات العمل كشهادة الخبرة ، وقد عملوا وفهموا العمل تماماً ، فماذا يفعل كل من أصحاب هذه الحالات وقد تابوا ؟ علماً أن بعض الأعمال حكومية وبعضها شركات خاصة .
جاء بشهادة جامعية مزورة تعين في العمل بناءً عليها ، وآخر جاء بشهادة جامعية صحيحة لكن قد غش في بعض امتحاناتها ، وآخر زوّر ورقة من متطلبات العمل كشهادة الخبرة ، وقد عملوا وفهموا العمل تماماً ، فماذا يفعل كل من أصحاب هذه الحالات وقد تابوا ؟ علماً أن بعض الأعمال حكومية وبعضها شركات خاصة .
Ada orang yang bekerja dengan sebab ijazah sarjana
yang palsu. Ada juga yang memiliki ijazah sarjana yang asli namun pernah
menyontek pada salah satu ujian semesteran. Ada juga yang melengkapi
persyaratan kerja berupa ijazah ketrampilan atau profesi palsu. Mereka semua
telah bekerja dan menguasai pekerjaannya dengan baik. Apa yang harus dilakukan
mereka bertiga setelah mereka bertaubat? Perlu diketahui bahwa sebagian di
antara mereka PNS namun ada juga yang bekerja di perusahaan swasta.
الجواب :
الحمد لله عرضنا هذا السؤال على فضيلة الشيخ محمد بن صالح العثيمين فأجاب حفظه الله :
كل ما بُنِيَ على باطل فهو باطل ، وعلى هؤلاء أن يعيدوا الامتحان في الشهادة التي بني عليها راتبه . ولكن إذا قُدِّرَ أن الشهادة الأخيرة ليس فيها غش وكانوا يغشون في المراحل التي قبلها فهذا أرجو الله أن لا يكون فيه بأس .
الحمد لله عرضنا هذا السؤال على فضيلة الشيخ محمد بن صالح العثيمين فأجاب حفظه الله :
كل ما بُنِيَ على باطل فهو باطل ، وعلى هؤلاء أن يعيدوا الامتحان في الشهادة التي بني عليها راتبه . ولكن إذا قُدِّرَ أن الشهادة الأخيرة ليس فيها غش وكانوا يغشون في المراحل التي قبلها فهذا أرجو الله أن لا يكون فيه بأس .
Pertanyaan di atas telah kami sampaikan kepada Syaikh
Muhammad bin Shalih al Utsaimin dan jawaban beliau adalah sebagai berikut,
“Jika pondasi rusak maka bangunannya tentu rusak. Kewajiban tiga jenis orang di
atas adalah mengulang ujian untuk mendapatkan ijazah yang dengan sebab ijazah
tersebut mereka bisa mendapatkan gaji. Namun seandainya saat ujian semester
terakhir orang tersebut tidak menyontek dan menyontek hanya dilakukan pada
semester-semester sebelumnya maka aku berharap orang tersebut tidak berdosa
disebabkan gaji yang didapatkan dengan ijazah semacam itu”.
س : لكن الشهادة
تمنح على جميع المقررات المدروسة خلال سنوات الدراسة .
Pertanyaan, “Namun nilai
yang diberikan di ijazah atau di transkip nilai adalah nilai untuk semua mata
kuliah yang diajarkan selama masa belajar”.
ج : إذاً لا يجوز
حتى يعيد الاختبار على وجه سليم .
Ibnu Utsaimin menjawab, “Jika demikian orang tersebut tidak boleh menerima gajinya sehingga dia
mengulang semua ujian tanpa contekkan”.
س : الآن عملياً
لو تقدم للجامعة وقال لهم أريد أن أعيد الاختبار لقالوا له إن النظام لا يسمح له
بذلك ؟
Pertanyaan, “Namun
realitanya, andai orang tersebut menghadap ke pihak universitas dan
menyampaikan keinginannya untuk melakukan ujian ulang maka pihak universitas
akan mengatakan bahwa sistem pembelajaran yang ada tidak mengizinkan hal
semacam itu”.
ج : إذاً يستقيل
من العمل ثم يعمل على حسب الشهادة التي ليس فيها غش ، كشهادة الثانوية مثلاً .
Ibnu Utsaimin menjawab, “Jika demikian hendaknya orang tersebut keluar dari tempat kerjanya
kemudian mencari pekerjaan baru sesuai dengan ijazah sekolah yang tidak
tercemar dengan menyontek atau melakukan kecurangan ketika ujian semisal ijazah
SMA-nya”.
س : الآن هو يقول
: أنا فهمت العمل تماماً ، وخبرتي في العمل تؤهلني للعمل حتى بدون الشهادة ؟
Pertanyaan, “Bagaimana
jika pegawai tersebut mengatakan bahwa dia telah menguasai pekerjaan dengan
baik dan kemampuannya dalam bekerja menyebabkan dia berhak untuk bekerja meski
tidak memiliki ijazah?”
ج : إذاً يقدِّم
للمسؤولين في المصلحة التي يعمل فيها ، ويقول القضية كذا وكذا ، فإذا أذنوا له
بالاستمرار بناءً على أنه أجاد العمل ، فأرجو أن لا يكون في هذا بأس .
Ibnu Utsaimin menjawab, “Jika demikian, hendaknya dia melapor ke bagian personalia tempat dia
bekerja dan menyampaikan bahwa realita senyatanya dari ijazahnya adalah
demikian dan demikian. Jika pihak tempat dia bekerja mengizinkan orang tersebut
untuk tetap bekerja di tempat tersebut dengan pertimbangan bahwa dia telah
menguasai pekerjaan dengan baik maka aku berharap moga dia tidak berdosa jika
tetap bekerja di tempat tersebut”.
الإسلام سؤال وجواب (www.islam-qa.com
Sumber:http://www.saaid.net/Doat/Zugail/27.htm
Artikel www.ustadzaris.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar